Bila tak punya buah ketimun.
Baiklah merujak mangga muda.
Dari pada duduk melamun.
Marilah kita berpantun ria
Ayang-ayang buah kepayang
Dimakan mabuk dibuang sayang
Bila bepantun menjelang petang
Semoga pikiran menjadi terang
Anak perawan berlaku santun.
Menjadi idaman para pemuda.
Bila enggan membalas pantun.
Komenlah saja apa adanya.
Kentang dipanggang dalam situn,
Dihidangkan panas diatas meja,
Bila dikau tlah pandai berpantun,
Ajaklah teman meramaikan pula
Anak perawan disarang penyamun
Sedang di-incar para pendekar
Apalah sulitnya dalam berpantun
Asal ceplos saja krn msh belajar
Lamalah sudah tidak ke kebun.
Tanaman habis dimakan rusa.
Bukan adik tak bisa berpantun.
Hanyalah karena belum biasa.
Rasa tak sanggup mendaki bukit.
Lebih baik naik dipunggung kuda.
Belajar berpantun tidaklah sulit.
Lebih sulit belajar naik sepeda.
Hiburan menonton layar tancap.
Pulang kerumah dipagi buta.
Nyatakan cinta tak mesti diucap.
Cukuplah dengan kerlingan mata.
Jangan sering-sering merujak mangga
Sekali-sekali makan lah pisang tembatu
Gara-gara mengerling ke janda muda
Pulang kerumah dihadiahi palang pintu
Suara beduk dialun-alun
Bawalah obor mulai berjaga
Masuk fesbuk hampir 3 tahun
Tp bang mandor blom laku juga
Bang mandor pergi sejak pagi
Hendak menghalau kereta api
Sarapan dg semangkuk bakmi
Ibunya senyum senang dihati
Manis rasa si buah duku
Banyak dijual di tengah kota
Bang mandor bukan tak laku
Kebanyakan syarat buat wanita
Duku komering beli di Bogor
Sepuluh ribu dapat sebokor
Bang mandor tak mau tekor
Inginkan calon yg blom kendor
Bila suka di jalan terjal
Pake kerudung bewarna merah
Bila ingin cepat terjual
Tawarkan dengan harga murah
Jalan-jalan ke pasar anyar
Beli es kopyor minum berdua
Silahkan saja dinda menawar
Bang mandor tentu menerima
Naik bajay keliling kota
Singgah dulu diwarung padang
Walau bang mandor sudah menduda
Tapi perawan banyak yg senang
Makan rendang diwarung padang
Terasa pedas sambal balado
Walau perawan banyak yg senang
Tapi bang mandor milih yg jando
Minum es kopyor hanya berdua
Duduk disawah sambil ketawa
Kalau saja bang mandor suka
Jandanya itu beranak lima
Es kopyor manis diberi gula
Dihidangkan dg roti mentega
Bila si janda beranak lima
Bang mandor jd garuk2 kepala
Dodol garut berasa duren
Dibungkus rapi seperti permen
Dia cemberut dari kemaren
Berharap kamu kembali komen
Tempoyak dibuat dari buah duren
Baju dia sobek dari kemaren
Tahukah teman istilahnya “duren”
Duren artinya adalah Duda Keren
Ikan belanak berenang-renang
Burung merpati membuat sarang
Makan tak enak tidur tak tenang
Teringat pada adinda seorang
Ikan belanak berenang-renang
Burung merpati terbang melayang
Makan tak enak tidur tak tenang
Karena makan sore terlalu kenyang
Burung merpati nelor di kandang
Gadis nan elok makai selendang
Makan soremu terasa kenyang
Modal fb-an sampai subuh datang
Burung merpati nelor di kandang
Gadis nan elok makai selendang
Kalau memang siap menantang
Ayo berpantun sampai besok petang
Pergi memancing ikan seluang
Umpannya blatung di daun pisang
Kalau bepantun sampai besok siang
Badan 'kan loyo dan sakit pinggang
Berkurun lama pergi menjauh
Wajah ku lihat di dalam mimpi,
Kalau dah kasih sesama sungguh
Kering lautan tetap ku nanti,
Surat ku layang untuk berkata
Penyampai hasrat kata di hati,
Kalaulah sungguh kasih ke saya
Jangan dibuang sampai ke mati.
Burung merbah bewarna putih
Bertengger diatas pohon duku
Kalau sudah sama berkasih
Cepatlah pula temui penghulu.
Hujan lebat di kampung hulu
Basah kuyup gadis berkebaya
Maksud hati ke rumah penghulu
Penghulunya pergi ke Surabaya
Beli rotan di potong lima
Untuk memagar mawar nan biru
Menyemat janji penuh setia
Di depan penghulu mereka bertemu
Hujan lebat di kampung hulu
Hingga banjir ke Muare-dua
Hati sedih nunggu penghulu
Tibanya nanti dibulan dua
Semangka non biji ada dipasar
Warnanya merah begitu segar
Aku ucapkan halo apa kabar ?
Dia diam seolah tak dengar.
Dari Bandung ke Majalengka
Naik saja bis Po. Merdeka
Kalau dinda pengen semangka
Datang saja ke Sekretariat kita
Jalan-jalan ke talang semut
Bawalah bambu dengan grobak
Jika pikiranmu sedang kusut
Cobalah dulu makan martabak
Jemput nenek di Stasiun Senen
Bawa karung berisi duren
Bila ada yg salah kemaren
Maafkanlah aku wahai my friend.
Pergi mancing ikan seluang
Umpannya blatung daun pisang
Kalau adik balas pantun abang
Bang galih tentu bertambah sayang
Ikan seluang ramai berenang
Mencari makan disore hari
Hati adik tentulah senang
Ada bang galih yg pandai berperi
Ikan seluang dapat serantang
Beroleh mancing di batang ari
Adik gembira CekFendi pun senang
Menyambut maghrib sebentar lagi
Duduk mancing tak bersuara
Sambil meneguk air kelapa
Hati senang sambil ketawa
Banyak dulur suka menyapa
Minum dogan si kelapa muda
Diteguk siang kantukpun datang
Kak galih tak segan nyapa yg muda
Bepantun senang tak ingat utang
Rasa asam buah mengkudu
Untuk bahan pembuat jamu
Semakin lama hatiku rindu
Bilakah kita dapat bertemu
Buah mengkudu di buat jamu
Batang jati di buat kursi
Kalau rindu ingin bertemu
Cobalah komen di grup ini
Bau masak buah mengkudu
Dicampur gula serta es batu
Bila saatnya bermalam minggu
Si abang ngga’ mau diganggu
Terdengar nyanyian mendayu-dayu
Diiring irama gambus melayu
Janganlah marah wahai mbak yu
Kang mas tersayang tetap milikmu
Paling enak sambal terasi
Sama enaknya rasa kuwaci
Besok kita pergi ke Bekasi
Nantikan aku di Karawaci
Kutaruh kuwaci didalam laci
Buat sangu apel ke Bekasi
Nanti kutunggu di Karawaci
’Kan kusiapkan sebuah taksi
Berpacaran sambil makan kuwaci
Jalan terjalpun akan kudaki
Sebelum diriku tiba di Karawaci
Janganlah engkau mendahului
Naik pesawat dari talang betutu
Sampai di Suta setengah satu
Tentu kutunggu tepat waktu
Tapi bawakanlah aku cerutu
Kalau tuan pergi ke kota
Naiklah delman ataupun ojek
Kalau nanti tuan ke jakarta
Jangan lupa bawa mpek-mpek
Kuda hebat ada di sumbawa
Indramayu penghasil mangga
Bukan hanya pempek yg kubawa
Tekwan dan model ikut serta
Hendak kupetik si asam kandis
Tak ada kawan, manjat sendiri
Pantun disusun buat sang gadis
Supaya bisa menjaga diri
Duduk bersila para bangsawan
Kopiah tapis, berlipat tajung
Disapa abang tampan rupawan
Adik manis langsung tersanjung
Satu purnama kasih terajut
Si abang belum tampak belangnya
Tak perlu sembah tak perlu sujud
Si gadis sudah lengket hatinya
Riuh rendah budak tertawa
Beradu gasing ditengah laman
Kemana mana slalu berdua
Bagaikan benang dengan sulaman
Pisang batu si-pisang kelat
Makanan monyet ditengah hutan
Hati sang gadis sudah terpikat
Rasa nak mati ditangan tuan
Harum semerbak wangi kenanga
Taruh sekuntum didalam kamar
Hati sang gadis berbunga-bunga
Si abang tampan datang melamar
Angkat gelas Raja bersulang
Minum anggur berwarna merah
Pengantin senang bukan kepalang
Hajat sepekan meriah sudah
Kayuh sampan hingga kehulu
Hendak menuju ke Indragiri
Sembilan pekan letih menunggu
Tahunya abang sudah ber-istri
Tebang buluh di pulau panggung
Buluh ulung sudahlah tua
Minta cerai kepalang tanggung
Si gadis sudah berbadan dua
Rebana - gendang, indah dipukul
Tari sembah lalu tampilkan
Alangkah berat beban di pikul
Sudahlah nasib dikandung badan
Aduhai kasihan si gadis manis
Dulu dipuja, kini di hina
Siang malam hati menangis
Sesali badan tiada berguna
Dari medan menuju jawa
Singgah sejenak di raja basa
Pesan untuk adik semua
Jaga diri, sebelum binasa
Si mata empat mencabut pedang
Karna serunting nantang berlaga
Harta dan rupa boleh dipandang
Akhlak dan budi, teliti juga
Sungguhlah nikmat labu perigi
Di campur gula santan kelapa
Kemana badan dibawa pergi
Nasihat bunda, jangan dilupa
Basahlah badan karena peluh
Sapu tangan, tolong ambilkan
Tersusun rapi jari sepuluh
Ada salah mohon maafkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar