Shaum Ramadhan diakhiri dengan
perayaan hari kemenangan atau yang lazim dikenal dengan istilah “lebaran” pada
setiap 1 Syawal ditahun Hijriah. Dalam fiqih Islam lebaran disebut dengan “Iedul
Fitri” yang berarti kembali kepada fitrah manusia yaitu disucikan kembali sebagaimana
bayi yang baru lahir. Penyucian diri selama puasa dibulan ramadhan dengan
berbagai aktifitas ibadah menghasilkan diri yang bebas dari dosa dan kesalahan
masa lalu. Demikian Allah Swt memerintahkan kepada hambanya seperti yang
tersebut dalam Alqur’an (QS.Al Baqarah 183) : “Yaa ayyuhalladzina amanu kutiba ‘alaikumus shyiamu
kama kutiba ‘alalladzina min qoblikum la allakum tattakun”, artinya : “ Hai
orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang terdahulu, supaya kamu menjadi taqwa”.
Predikat taqwa adalah kedudukan
tertinggi setelah seseorang itu beriman. Orang yang taqwa adalah orang yang
senantiasa melaksanakan perintah Allah secara kaffah (menyeluruh) serta
menjauhi segala yang dilarang. Predikat taqwa adalah makom atau kedudukan orang-orang
soleh yang menghindar dari berbuat dosa. Predikat taqwa akan diperoleh setelah
seseorang bertaubat secara sungguh-sungguh dengan berpuasa dan melaksanakan
ibadah sholat baik yang 5 waktu maupun yang sunnah seperti tarawih, tobat,
tahajjud, hajat, syukrul nikmat, birul walidain, lidaf’il bala’I, isroq, isti’adah,
istikhoroh termasuk pula sholat sunat qobliyah dan ba’diyah. Sisi lain yang
juga dijalankan orang-orang soleh adalah berdzikir, bershodaqoh, membayar zakat
fitrah, zakat maal, fidyah, infaq dan berbagai kebaikan lainnya seperti membangun
silaturrahmi, menolong fii sabilillah serta menjauhi kemungkaran. Semua
aktifitas ibadah dibulan ramadhan tersebut dilipat-gandakan pahalanya oleh
Allah Swt, maka wajarlah jika amal ibadah yang dibarengi dengan keikhlasan itu
membuahkan ampunan dari Allah Swt. sehingga seorang muslim memperoleh predikat
taqwa dan menjadi golongan muttaqin.
Puncak ritual ramadhan adalah Iedul
Fitri sebagai manifestasi perayaan hari kemenangan atau lebaran. Iedul Fitri dilaksanakan
bersamaan dengan pergantian bulan yaitu pada 1 Syawal. Semua kaum muslimin dan
muslimat melaksanakan sholat ied dilapangan terbuka ataupun di masjid-masjid
agung. Jamaah datang berbondong-bondong dengan membawa serta keluarga, kerabat
maupun tetangga untuk sholat ied sekaligus mendengarkan khutbah iedul fitri, tak
ketinggalan sayapun demikian. Berangkat selepas subuh dengan kendaraan sepeda
motor menuju masjid Baitul Ulum UT Pondok Cabe untuk menunaikan shalat ied
disana.
Kali ini saya mengendarai motor
balap Vixion. Seperti biasanya jalanan dipagi itu cukup lengang, saya tancap
gas dari Serpong dan sampai ke lokasi halaman parkir UT Pondok Cabe tak lebih
dari 15 menit. Tampak para petugas sibuk membagikan kantong plastik untuk wadah
sandal, mengatur kelompok jamaah dan mengatur shaf atau barisan agar tertib dan
rapih. Beberapa kali terdengar maklumat panitia agar barisan terdepan dipenuhi
terlebih dahulu mengingat demikian banyak jamaah yang hadir di lokasi tersebut.
Dalam khutbah iedul fitri, DR.H.Dayat Hidayat MM,
mengulas tentang indahnya Islam sebagai agama yang rahmatan lil’alamin dengan
mengutip kandungan Al Qur’an Surah Al-Anbiya’ ayat 107 : “Wa maa ‘arsalnaka
‘illa rahmatan lil’alamin” yang artinya “Dan tiadalah kami mengutus kamu
(Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.
Rahmatan lil’alamin berarti kasih sayang bagi
semesta alam yang bermakna bahwa kehadiran Islam ditengah kehidupan masyarakat
mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam. Kata
“kasih sayang” disebutkan dalam Al Qur’an berulang-ulang bahkan terdapat dalam
90 ayat. Ibnu Abbas mengatakan bahwa kerahmatan Allah meliputi orang-orang Mukmin
dan juga orang-orang kafir, orang baik (al-birr) dan yang jahat (al-fajir)
serta semua makhluk.
Melaksanakan Shaum dibulan Ramadhan merupakan satu
diantara ritual yang baru saja kita selesaikan. Kata “Ramadhan” merupakan
bentuk mashdar (infinitive) yang berasal dari kata ramidha, yarmadhu yang pada
mulanya berarti membakar, menyengat karena terik atau sangat panas. Saat
ditetapkan sebagai bulan wajib berpuasa ketika itu di jazirah Arab udara/ cuaca
sangat pana sehingga nyaris membakar sesuatu yang kering.
Ramadhan berarti “mengasah” karena masyarakat
jahiliyah pada ketika itu mengasah alat-alat perang (pedang, golok, tombak dll)
untuk menghadapi perang pada bulan berikutnya. Sehingga ramadhan bermakna
sebagai bulan untuk mengasah jiwa, ketajaman fikiran dan kejernihan hati,
sehingga dapat membakar sifat-sifat tercela dan lemak-lemak dosa yang ada dalam
diri kita.
Ramadhan juga mengandung makna sebagai bulan Al
Qur’an (Syahr Al Qur’an), karena pada bulan Ramadhan inilah pertama kali Al
Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ramadhan sebagai bulan puasa wajib
(Syahr As Shiyam), karena hanya pada bulan Ramadhan muslim diwajibkan berpuasa
sebulan penuh. Ramadhan sebagai bulan membaca Al Qur’an (Syahr Al Tilawah),
karena pada bulan Ramadhan Jibril Alaihis Salam menemui Nabi Muhammad SAW untuk
melakukan tadarus Al Qur’an dari awal hingga akhir Ramadhan. Ramadhan sebagai
bulan penuh limpahan rahmat dari Allah (Syahr Ar Rahmah), karena Allah
menurunkan berbagai rahmat yang tidak dijumpai diluar Ramadhan. Ramadhan
sebagai bulan pembebasan dari siksa neraka (Syahr An Najat) karena Allah
menjanjikan pengampunan dosa dan pembebasan diri dari siksa api neraka bagi
yang berpuasa karena iman dan semata-mata mengharap ridha-Nya. Ramadhan sebagai
bulan yang berujung/ berakhir dengan hari raya (Syahr Al Ied). Ramadhan sebagai
bulan kedermawanan (Syahr Al Judd) karena dibulan tersebut umat islam
dianjurkan banyak bersedekah terutama untuk meringankan beban hidup fakir
miskin. Ramadhan sebagai bulan kesabaran (Syahr As Shabr) karena puasa melatih
seseorang untuk bersikap dan berprilaku sabar, berjiwa besar dan tahan uji. Ramadhan
sebagai bulan Allah (Syahrullah) karena Allah melipat-gandakan pahala bagi
orang yang berpuasa.
Lebih lanjut khatib juga menguraikan mengenai beberapa
ritual Islam yang juga diwajibkan demi tujuan agar tercipta kedamaian, kasih
sayang dan kebahagiaan bagi seluruh alam. Ritual tersebut mencakup : Mengikrarkan
Dua Kalimah Syahadat; Mendirikan Shalat; Menunaikan Zakat; dan Melaksanakan
Haji.
Semua ritual yang diperintahkan Allah bagi hambanya
bermuara kepada tercipta keharmonisan bagi seluruh alam. Dengan mengamalkan
rukun Islam maka terwujudlah tugas kerasulan Muhammad yaitu menjadi rahmat bagi
semesta alam.
Khutbah ditutup dengan berdoa kehadirat Allah SWT …
Ya Allah, Pemilik Bulan Ramadhan dan Pemilik Hari
Iedul Fithri, kami berlindung dengan keagungan wajah-Mu yang mulia dari usainya
Ramadhan. Sementara pada diri kami masih tersisa dosa-dosa dan
kejelekan-kejelekan kami, ampunilah kami dan jangan Engkau azab kami karenanya.
Ya Allah, jangan jadikan puasa kami yang baru
berlalu sebagai puasa yang penghabisan dalam hidup kami.
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Mendengar Tiada Tuhan
Selain Engkau. Inilah kami orang-orang yang berlumur dosa, menengadahkan tangan
pada-Mu, memohon belas kasih-Mu. Kami mohon kepadaMu ya Allah, agar dihari yang
penuh kemuliaan ini pengampunan ayas seluruh dosa kami Ya Allah.
Ya Allah sekelam apapun masa lalu kami, senista
apapun aib-aib kami dan sekotor apapun tangan kami, bersihkanlah dihari Iedul
Fitri ini, hari yang suci ini.
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kedua orang tua kami,
sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangi kami sejak kecil. Jangan
Engkau bebankan kepada mereka tanggungjawab jika ada kekurangan mereka dalam
mendidik kami sehingga kami tidak taat kepadaMu.
Ya Allah selamatkanlah seluruh anggota keluarga kami
dari kesengsaraan dunia dan akhirat. Jadikanlah hidup kami penuh dengan cahaya
hidayahMu yang akan mengantar kepada sorgaMu.
Ya Allah Maha Pengasih dan tak pilih kasih,
jadikanlah pemimpin negeri ini adalah orang yang Engkau selalu tuntun dijalanMu
yang memiliki kearifan dalam menjalankan amanah yang selalu bersemangat dan
tanpa lelah dalam pengabdian, sehingga Engkau menolongnya dan membimbingnya menemukan
yang terbaik untuk negeri kami.
Ya Allah berikanlah kelapangan bagi kami yang
dihimpit kesusahan, berikan pula kecukupan bagi kami yang kekurangan.
Ya Allah berikanlah kesabaran dan sembuhkan saudara
kami yang sedang terbaring sakit. Lapangkan pula liang lahat saudara, keluarga
dan kerabat kami yang kini tidak bersama kami lagi terbaring dalam kubur,
ampuni mereka dan sayangi mereka Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.
Ya Allah jadikan anak keturunan kami lebih baik dari
pada kami, jangan biarkan mereka mencoreng aib diwajah kami. Ampunilah jikalau
kami salah dalam mendidik mereka. Yaa Rabb bimbinglah mereka dalam hidayahMu di
kehidupan mayapada ini.
Ya Allah bukakan hati kami untuk saling memaafkan,
jangan biarkan ada dendam kesumat yang terpendam.
Ya Allah lindungi Islam dari perpecahan, lindungi
ummat Islam dari kehinaan, lindungi semua pejuang agamaMu dan selamatkanlah
mereka dimanapun mereka perjuang.
Rabbana atina fidunya khasanah wa fil akhiroti
hasanah wakina azabannar, walhamdulillahi robbil ‘alamien.
Ibadah shalat iedul fitri 1436 H diakhiri dengan
bersalam-salaman dan kembali kerumah masing-masing. [Gway]